Jumat, 04 Maret 2016

Beberapa catatan Peringatan Tsunami Mentawai

Rame-rame memotret Menara Sirine Ina-Tws



Beberapa diskusi yang dapat dipetik dari peristiwa Gempa Mentawai, 7.8 skala richter, diantaranya :

  1. Peringatan dini direspon berlebihanoleh masyarakat, karena stigma perintah yang sudah melekat di negara kita, sampai-sampai zaman dulu, gerhana matahari total saja tak boleh dinikmati atau disaksikan, karena masyarakat disuruh ngumpet. Padahal filosfi penyelamatan sebagai antisipasi: "Kalau terjadi gempa besar menjauh dari bangunan yang mungkin runtuh, kalau potensi tsunami 'meninggi' artinya amankan diri cari tempat yang tinggi. Pengetahuan tentang sejarah tsunami dan ketinggian tempat perlu diketahui. Jangan sampai banyak pakar disuatu kota yang tingginya 109 m dari permukaan laut, ikut lari tunggang langgang karena tsunami. Mana ada tsunami sampai setinggi 109 meter.
  2. Para pakar juga harus tahu daerah-daerah tsunamigenic dan sifat patahan setiap daerah gempagenic. Kalau memang sesarnya tidak sesar vertikal, naik atau normal, kalaupun menimbulkan tsunami, pasti tidak akan membahayakan. Apa lagi ada perbedaan persepsi bahwa tsunami itu pasti besar.
  3. Ada perbedaan tuntutan antara masyarakat dan ilmuwan. Masyarakat menginginkan bahasa yang awam yang mudah mereka fahami, sepert tsunami mungkin ada baiknya disebutkan tsunami tidak membahayakan, tsunami setinggi h meter dalam memberikan peringatan. Sedangkan ilmuwan membedakan dengan mudah dari jejak signal gelombang, mana gelmbang laut dan mana gelombang tsunami. Jadi walau kecil kalau filtering menyebutkan itu signal tsunami akan diterjemahkan sebagai tsunami. Disini perlu jembatan bahasa sebagai media interface sehingga informasi yang diterima masyarakat menjadi mudah difahami, dan diantisipasi.
  4. Golden time. Melihat lokasi gempa Mentawai dan pantai terdekat, jaraknya relatif jauh, maka cukup waktu untuk menahan peringatan dini sampai terkonfirmasi dengan baik dan benar, baru dinformasikan, sehingga antitidak terlalu besar kerugian sosial dan dampak psikis yang ditimbulkan oleh peringatan dini. Kalau keseringan tidak benar, bisa saja suatu masyarakat akan terkecoh menganggap tidak benar, padahal tsunami memang datang. Nah mau disalahkan siapa... maka akan lebih bijak bila masyarakat memahami wilayah nya. 
  5. SOP sistem peringatan dini, yang mengharuskan dalam waktu tertentu informasi harus dibroadcast menyebabkan sistim peringatan lebih banyak bekerja secara otomatis dengan mesin. Padahal dalam filosofi peringatan dini seharusnya ada unsur 'art' disana yaitu seni pengetahuan sejarah kegempaan dan tsunami yang terkait daerah dimana gempa itu terjadi, sehingga ada sekond opinion yang berani dengan yegas mengatakan tak ada tsunami bila daerah gempa itu memang bukan tsunamigenic.
  6. Perlu soasialisasi terus menerus kepada masyarakat cara penyelamatan diri, pengenalan potensi bencana daerahnya sehingga masyarakat secara swasadar akan menyelamatkan diri secara tertib saat ada potensi bencana. Mengingat berbagai instansi terkait dengan bencana ini, BNPB yang paling pas sebagai koordinasi sosialisasi.
  7. Ada kesan saling menyalahkan dalam tidak berfungsinya alat terkait peringatan dini. Baik alat pemantau maupun alat diseminasi. Perlu diketahui bahwa sangat banyak instansi terlibat dalam sistem peringatan dini ini. Dalam pengamatan ada BMKG pengamatan gempa, BIG untuk pengamatan pasang surut air laut dan geodinamika lainnya, BPPT untuk pengamatan arus laut dan parameter lainnya di tengah laut. Sehingga tidak pas untuk menyalahkan langsung salah satu fihak kalau belum tahu unsur mana yang rusak. Sistem diseminasi, yang muaranya sirine ada yang dikontrol BMKG, ada yang dikontrol BNPB maupun ada yang dikontrol Pemda. Demikian juga peralatannya sangat berbeda beda, sehingga kehandalannya masing masing berbeda-beda. Jadi agak lama kalau mencara sistem bagian mana yang tidak berfungsi seperti dikatakan sistem sirine tidak berfungsi di suatu daerah pesisir barat Sumatera. Apakah itu tanggung jawab Pemda, atau instansi lain. Masih perlu pembenahan terus dalam menyempurnaan sistem ini.
  8. Nilai ambang untuk issued peringatan dini juga perlu di sempurnakan terus sehingga kita mempunyai sistem yang bail, pas dan benar secara nasional
  9. Masih banyak memang perlu dibenahi menuju sistem yang baik.

0 komentar:

Posting Komentar