Selasa, 18 Februari 2014

Gempa Lereng Merbabu

Gempa Lereng Merbabu, 17 Pebruari 2014
"MIRIP DENGAN GEMPA LAWU DAN GEMPA GARUT"

Oleh : I Putu Pudja

Gempa Sekitar Gunung Merbabu Bukan Vulkanik  
Suasana Merbabu
(tempo.co/google.co.id)
Lereng Merbabu, 17 Pebruari 2014 digedor oleh gempabumi, yang merusak sekitar 46 bangunan penduduk di Dusun Wiji,Kecamatan Sumogawe, Kabupaten Bandung. Pusat gempa yang hanya berkekuatan 2,5 Skala Richter tersebut berlokasi sekitar arah selatan - barat daya kota Salatiga. Banyak yang mengaitkan gempabumi ini sebagai pertanda akan meletusmya Merbabu. Itu masuk akal karena saat gempabumi terjadi, terdengar suara gemuruh dan petir menyambar nyambar di atas Merbabu. '

Episenter gempa tersebut  pada posisi 7,39 LS - 110.48 BT pada kedalaman 10 km.. Bila dipetakan pada peta geologi posisi pusat gempa ini berada di daerah sesar, yang diduga terbentuk sebagai tinggalan saat Merbabu meletus lebih dari 200 tahun lalu.

Bila memperhatikan fenomena fisi yang terjadi saat gempa maka gempa yang terjadi mirip dengan fenomena gempa Lawu, 1979 yang lalu, yang saat kejadian diikuti dengan suara gemuruh. hasil penelitian saat itu menunjukkan bahwa suara gemuruh terjadi kareba suara guguran baruan pada goa bawah permukaan atau kawah yang yang kosong. '

Mengingat seringnya terjadi gempabumi tektonik kuat di daerah selatan Jawa Tengah, seperti gempabumi Yogyakarta, gempabumi Pangandaran, gempabumi Kebumen yang terakkhir, secara struktur rupanya telah mengganggu kesetimbangan antar blok yang membentuk sesar di daerah ini, sehingga menjadikannya aktip mencari keseimbangan baru. Terlebih lagi saat musim hujan dimana massa air banyak yang measuk ke pori batuan, menjadikan ambang kekuatannya menahan tekanan akan berkurang, sehingga mudah melepaskan energi.

Poses ini diduga terjadi pada gempa Lreng Merbabu. Secara teoritis masuknya air kedalam pori batuan, juga dapat menyebabkan ledakan pada batuan, sehingga pada saat energi dilepas menjadi energi gempabumi, juga diikuti oleh pelepasan energi dalam bentuk suara dan kilatan cahaya. Kilatan cahaya biasa terjadi mengikuti gempabumi tektonik yang terjadi di panti selatan Garut.

Jadi penglepasan energi oleh batuan Lereng Merbabu, diduga berupa energi gempabumi, energi suara dan energi cahaya.
Terus kenpa gempa yang demikian kecil kekuatannya merusakkan begitu banyak bangunan disana/ hal itu diduga akibat dekatnya pusat gempa itu dengan posisi bangunan. Dimana pusat gempa itu masih di kawasan Wiji, yang memang mempunyai topografi yang miring. Gerakan yang terjadi pada sesar saat gempa adalah gerakan mendatar, sehingga mempunyai gaya geser (shear force) yang cukup kuat untuk merusakkan bangunan disana.

Dengan demikian untuk gempa Lereng Merbabu yang merusak banyak bangunan terjadi diikuti oleh suara gemuruh, adanya kilatan-kilatan petir dan merusak cukup banyak di suatu daerahs ecara lokal, merupakan gempa tektonik lokal, yang proses terjadinya di daerah sesar dengan gerakan geser karena ketergangguan kesetimbangan sistem tektonik disana akibat gempa-gempa yang banyak terjadi sebelumnya, kekuatan batuan yang menurun karena kemasukan massa air ke pori batuan.

Gempa Lereng merbabu merupakan gempa tektonik di gunung tua, ingat Gn Merbabu merupakan gunung type B. Suara gemuruh mengindikasikan adanya goa dibawah permukaan atau ledakan batuan saat melepas energi, kedengarannya sampai jauh menggelegar karena suhu udara masih dingin saat kejadian. Bila kejadiannya siang hari saat lagit cerah, energi suara dan energi sinar akan tidak kentara.

Masyarakat setempat tidak perlu terlalu risaukan kejadian ini, mengingat masyarakat setempat umumnya sudah hafal dengan fenomena alam yang terjadi dilingkungannya, dan selalu mencari informasi yang resmi dari instansi yang terkait.

===
Penulis : Pemerhati masalah kebencanaan di tanah air,

0 komentar:

Posting Komentar