KOLABORASI ANGIN BARATAN, SERUAKAN DINGIN ASIA DAN MD NEGATIF
AKIBATKAN HUJAN LEBAT DAN GELOMBANG LAUT LEBIH GANAS
Oleh : I Putu Pudja
Cold Surge - Sumber COMET |
Mendahului berita tersebut kita ikuti suatu kejadian langka menimpa berbagai belahan dunia ini. Di belahan utara diberitakan musim dingin ini menjadi lebih dingin, dengan di tandai turunnya salju di berbagai Negara termasuk, Negara yang sudah lama tidak mengalaminya. Seperti yang terjadi di China, Vietnam, Mesir, Israel, Palestina. Negara-negera tersebut kecuali sebagian China sudah puluhan tahun lalu mengalami hal serupa.
Tentu akan timbul tanda Tanya apa
benar sedang terjadi pemanasan global. Tapi kalau kita jelaskan dengan adanya
perubahan iklim kelihatannya lebih pas. Walau sebenarnya perubahan iklim
ditengarai karena adanya pemanasa global.
Guna memahami kaitan hal tersebut
dengan bencana hidrometeoroogi yang terjadi di Indonesia kita tengok sejenak
proses fisis yang menjadikannya demikian.
SERUAKAN DINGIN ASIA
Dinginnya suhu udara di belahan
utara bumi, mempunyai dampak meteorologist bagi Indonesia. Pendinginan tersebut
menyebabkan tekanan udara di belahan utara, terutama di Asia akan menglirkan
udara dingin kea rah selatan. Biasanya mengalir dari Asia Timur, Siberia, Laut
Jepang terus Laut China Selatan, menyeberangi khatulistiwa akan berbelok kearah tenggara.
Kondisi ini (1) akan
menyebabkansemakin derasnya angin baratan yang sedang bertiup di Indonesia, (2)
akan mempercepat proses kondensasi awan konvektif yang lagi subur berkembang di
Indonesia karenadalam periode musim hujan, (3) mendorong uap air di Laut China
selatan kea rah khatulistiwa, sehingga massa udara basah semakin padat.
Gejala ini telah muncul seminggu
sebelum hujan deras terjadi di beberapa wilayah Indonesia, sehingga aktipitas
seruakan dingin Asia dapat digunakan sebagai petunjuk dan warning akan hadirnya
hujan lebat di beberapa tempat di Indonesia.
MOMEN DIPOLE NEGATIP
Dengan gejala turunnya salju di
Mesir, Israel, Palestina dan sekitarnya, menandakan bahwa disisi barat Samudera
Hindia sedang berkembang tekanan tinggi, yang berarti suhu udara diatas
Samudera Hindia bagian barat, tepatnya di sebelah timur Afrika Utara menjadi relative
dingin. Sedangkan tepian timur Samudera Hindia, terutama di sebelah barat
Sumatera akan mengalami suhu yang relative panas, sehingga akan terjadi migrasi
massa udara dari belahan barat ke belahan timur Samudera Hindia.
Gerakan udara ini akan mempunyai
efek yang sama dengan Seruakan Dingin Asia, akan tetapi dia lebih berdampak
pada Samudera Hindia, di sepanjang khatulistiwa. Angin baratanpun akan menjadi
lebih kencang, massa uap air akan terakumulasi diatas Sumatera dan Jawa,
sehingga akan meningkatkan curah hujan di daerah ini. Pantas saja disamping
belahan utara Jawa yang terkena curah hujan tinggi, akan tetapi di belahan
selatan juga, yang mendatangkan banjir dan longsor di Blitar, Purworejo,
Kebumen, maupun Jawa Barat selatan.
Gejala yang terjadi di Samudera
Hindia ini, dimana terjadi perbedaan suhu permukaan laut antara tepian barat dan
tepian timur Samudera Hindia, sehingga terjadi aliran udara dari pantai timur
Afrika ke Sumatera, dikenal dengan Momen Dipole Negatif. Kalau kejadiannya
terbalik akan disebut dengan Momen Dipole Positif, yang berdampak kering di
Indonesia bagian Barat.
ANGIN BARATAN YANG DIPERKUAT
Memperhatikan dua fenoema cuaca
berupa Seruakan Dingin Asia dan Momen Dipole Negatif yang hadir secara
bersamaan dengan musim angin baratan di Indonesia, maka di musim hujan 2013/14
ini kelihatannya angin baratan diperkuat oleh dua fenomena tersebut sehingga
angin baratannya menjadi kuat, kaya uap air, dan proses kondensasinya menjadi
lebih cepat.
Dampaknya terhadap Indonesia
tentu berupa tingginya curah hujan di daerah pengaruh fenomena tersebut,
bertambag besarnya ombak samudera atau laut dimana pengaruhunta masih terasa.
Ini akan membawa dampak lanjutan di daerah yang menerima akibatnya berupa
banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
Tepian pantai yang langsung
berhadapan dengan dampak fenomena ini, tentu akan menerima kiriman sampah angin
baratan yang lebih banyak tahun ini, kemungkinan mengalami abrasi yang lebih
intens selama musm hujan tahun ini.
Jadi
dapat dikatakan bahwa musim hujan tahun ini akan ditandai oleh kolaborasi
antara angin baratan yang basah, ditambah basah dan cepat berkondensasi oleh
fenomena Seruakan Dingin Asia dan Momen Dipole Negatif. Dia akan mengakibatkan
angin baratan semakin kuat, hujan semakin deras, dan gelombang laut semakin bergelora.
Penulis : Lektor Kepala di Akademi Meteorologi dan Geofisika, sekatang
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
KOLABORASI SERUAKAN DINGIN DAN MOMEN DIPOLE PADA ANGIN BARATAN