Minggu, 23 Januari 2011

TIGA FAKTOR GANGGU CUACA BALI

sumber gambar : Kompas

Hujan lebat berkepanjangan, dengan angin ngelinus seaktu-waktu mewarnai cuaca di Bali maupun daerah tatanggu Jawa Timur maupun Nusa Tenggara Barat, sehingga banyak pohon bertumbangan, banjir disana sini, sampai tanah longsor menjadi dampak ikutannya terjadi di beberapa tempat berlerang di Bali.

Gejala cuaca ektrim sudah terasakan sejak tahun 2010 lalu, dimana hampier sepanjang tahun hujan masih setia turun di Bali, termasuk disaat periode musim kemarau, seakan sepanjang 2010 di Bali tidak ada musim kemarau, sama dengan sebagian besar wilayah Indonesia lainnya, maupun belahan dunia secara umum seperti yang dilaporkan Badan Cuaca PBB, World Meteorological Organozation, belum lama ini di Jenewa.

Gangguan cuaca sepanjang paruh pertama Januari 2011 terasakan semakin kuat terasakan, dengan seringnya hujan lebat –shower- menyiram bali, dengan arah jatuhnya yang miring karena angina juga bertiup kencanf. Hujan seakan dating bergelombang sampai menbakutkan para peghuni gedung bertingkat maupun penumpang pesawat terbang yang baru tinggal landas maupun, maupun mau mendarat di Bandara Ngurah Rai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Kejadian ini sebagai dampak dari kibasan ‘ekor’ siklon tropis Vince yang sedang berkembang di tepian selatan perairan Indonesia selatan Jawa-Nusa Tenggara.

Guna mengenal lebih lanjut beberapa pengganggu cuaca di Bali, kita melihat fenomena yang hadir secara periodik musim kita di Bali sebagai bagian wilayah tropis, benua maritime Indonesia, yang gangguan cuacanya sering akibat El Nino La Nina, Siklon tropis, maupun seruakan dingin Siberia (Siberian Cold Surge).

PROSES LA NINA

La Nina menjadi begitu terkenal kembali sepanjang musim 2010 yang lalu hingga awal tahun 2011, karena fenomena ini terjadi dan masih terjadi diperkirakan paling tidak sampai Maret 2011. Fenomena ini ditandai dengan pergeseran kolam air hangat di daerah khatulistuwa Samudera Pasifik, sehingga perairan di pasifik barat menjadi hangat dengan anomaly positif dibandingkan dengan rata=ratanya.

Kondisi ini akan membawa dampak agresifnya penguapan air laut di wilayah Pasifik Barat, termasuk Indonesia. Dari sisi SST – Sea Surface Temperature- terlihat sekali perairan Indonesia masih hangat sepanjang tahun 2011 hingga awal 2011 ini, sehingga atmosfir Indonesia akan kaya uap air, banyak awan dan dampaknya adalah hujan sepanjang tahun 2010 yang lalu.

Bila kita memperhatikan siklus peredaran matahari, maka dia akan secara periodic ada di utara khatulis tiwa, melintas katulistiwa, belahan selatan khatulistiwa, melintas khatulistiwa kembali, ke belahan utara kahtulistiwa kemlai dan seterusnya. Siklon ini akan menyebabkan siklus arus laut global juga secara perodik mengalami perubahan. Arus laut global ini ada yang melintas Indonesia, diantaranya pada musim hujan di Indonesia adalah arus lintas Indonesia (Arlindo), yang mengalir sepanjang Pasipik sejajar khatulistiwa, membelok keselatan melalui Selat Makassar-Selat Lombok terus ke Samudera Hindia. Aliran ini akan berbalik pada alur yang sama saat matahari ada di utara.

Pada musim hujan kali ini arus ini menjadi semakin deras karena pergeseran kolam air hangat akibat La Nina kearah barat, menyebabkan arus Arlindo semakin deras, dan permukaan Laut menjadi semakin tinggi diperairan Indonesia yang dilntasi Arlindo dan menerima pengaruh La Nina.

Sebagai dampaknya di pantai utara Bali, sepanjang pengaruh ini akan mengalami gelombang yang lebih tinggi, serta rob disana-sini pada saat pasang periodic akibat posisi bumi, bulan matahari, seperti saat bulan purnama atau saat tilem.

SIKLON TROPIS

Sejalan dengan perubahan musim di Indonesia, angina monsoon juga mengalami perubahan. Enam bulan merupakan monsoon timuran ( monsoon Australia) bersamaan dengan musm kemarau di Indonesia, dan monsoon baratan bersamaan ( monsoon Asia) dengan musim hujan di Indonesia. Pada saat monsoon baratan, di wilayah Indonesia mengalami angina baret ( dari arah barat) dengan kecepatan yang tinggi, sehingga membuat gelombang laut bergelora dan mengirim sampah ke pantai-pantai di Bali dan Jawa.

Di lingkup regional, musim ini akan ditandai oleh banyaknya siklon tropis lahir dari tepian selatan perairan wilayah Indonesia, terutama sepanjang selatan Jawa – Nusa Tenggara. Kehadiran Siklom tropis akan mengganggu hujan di Inbdonesia menjadi shower, yang merupakan hujan lebat dengan butiran relative besar terhadi berbarengan dengan angina kencang.

Wilayah Indonesia memang tidak akan pernah mengalami siklon tropis, walau lahir di perairan Indonesia, sebagai dampak gaya corioli, maka siklon akan berkembang ke daerah lintang tinggi, sedangkan Indonesia berada di wilayah lintang rendah –khatulistiwa-. Sebagai dampak pusarannya angina yang kaya akan uap air menuju pusat siklon di perairan selatan Indonesia serta di pulau-pulau yang bersisian akan mengalami shower dan angin kencang, masa ini dikenal dengan kawulu di Bali.

Pada puncak musim hujan 2011 ini, yang ditandai dengan hujan angin di Bali, sebenarnya merupakan perpaduan akibat dari angina baratan, yang diganggu oleh siklon tropis, sedangkan gelombang tinggi yang terjadi tidak saja sebagai akibat La Nina, juga merupakan akibat angina baratan dan siklon tropis yang saling berkolaborasi mengganggu cuaca di Bali.

SERUAKAN DINGIN SIBERIA

Pada beberapa kasus hujan lebat yang berbuntut banjir di Jawa dan sekitarnya beberapa tahun terakhir ini, kejadiannya bersamaan dengan menguatnya seruakan dingin Siberia. Yang mendorong angina lebih kuat berhembus ke wilayah Indonesia yang bersisian dengan Laut China Selatan.

Akumulasi angin baratan, seruakan dingin Siberia semakin mendorong uap air yang kaya di atas perairan Laut China Selatan, ke arah Sumatera Timur, Jawa, Kalimantan sampai ke Bali, menyebabkan musim hujan yang ektrim di wilayah tersebut. Di daerah ini menjadi curah hujan semakin tinggi dan berkepanjangan, sedangkan dipermukaan laut menyebabkan gelombang tinggi sebagai dampak shear, pergeseran antara udara dan permukaan laut yang saling bergerak relative.

Itu yang mengakibatkan Laut Jawa-Laut Bali hingga Laut Flores mengalami gelombang tinggi, sepanjang musim hujan ini. Ini juga sebagai sayarat awal genangan air di daerah pantura sebagai awal banjir, di daerah muara maupun di daerah rob.

Untuk musim hujan kali ini, fenomena seruakan dingin Siberia ini, sudah mulai terlihat. Sabtu 22 Januari 2011, dilaporkan bahwa 7 (tujuh) warga Vietnam meninggal akibat gelombang dingin ini, Bila gelombang dingin ini terus menguat sebagai bagian dari Seruakan Dingin Siberia berkembang hingga Laut China Selatan, dapat diduga bahwa dalam beberapa minggu kedepan cuaca ektrim di Indonesia barat, termasuk Bali akan masih tetap berlangsung.

Cuaca ektrim dapat berupa hujan lebat, hujan angina, gelombang laut tinggi, yang sangat mungkin akan diikuti oleh dampak sekunder hujan tersebut seperti banjir (genangan maupun banding), tanah longsor, rob .

Kehadiran Seruakan Dingin Siberia ditengah masih kuatnya fenomena La Nina, serta periode angin baratan di duga akan membuat musim hujan kita diikuti oleh cuaca ektrim di wilayah Indonesia bagian Barat, termasuk daerah Bali. Perkembangan siklon tropis di perairan selatan Indonesia dapat membuat cuaca semakin runyam, dan dampaknyapun dapat mempengaruhi berbagai sector, tidak hanya akan mengganggu harga cabai karena gagal panen dan busuk tapi dapat sangat jauh mengganggu transportasi logistic, termasuk logistic PLTU yang mengkonsumsi batubara yang diangkut dengan alat transpotrtasi laut. Cuaca denga gelombang tinggi dapat menghambat penyaluran logistic.

Penulis : Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi Klomatologi dan Geofisika, Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar